Friday, January 20, 2012

Manajemen Pelyanan Rumah Sakit


Seiring dengan tuntutan modernisasi, perkembangan rumah sakit sebagai organisasi pelayanan kesehatan melaju dengan pesat. Rumah sakit saat kini penuh dengan peralatan medis mutakhir untuk mendukung pelayanan medik, sementara itu di sisi administrasi era digital semakin kuat mengakar pada setiap komponen pelayanan non medik di rumah sakit.

Di sisi lain, pengguna rumah sakit mulai menuntut standar kualitas pelayanan yang mengedepankan keselamatan dan efisiensi. Pelanggan rumah sakit menjadi semakin kritis atas semua jasa yang diterimanya. Kesadaran bahwa kesehatan sangat penting bagi kehidupannya, kini pelanggan pun tak segan untuk membayar lebih mahal demi mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih baik.

Perkembangan yang terjadi pada organisasi rumah sakit membawa konsekuensi pada sistem manajemen. Sistem manajemen rumah sakit saat ini tidak dapat lagi bertumpu pada paradigma dan konsep manajemen di masa lampau. Diperlukan berbagai macam pengetahuan dan keterampilan manajemen terkini untuk mengelola rumah sakit, sehingga memberikan manfaat yang besar bagi penggunanya, termasuk bagi pengelolanya sendiri.


Sebagai Peruguruan Tinggi swasta pertama yang memiliki program studi Manajemen Rumah Sakit (MPRS), Perguruan Tinggi M.H. Thamrin harus mampu menjawab tantangan perkembangan rumah sakit tersebut. Sebagai lembaga pendidikan yang mendidik calon – calon petugas rumah sakit, MPRS diharapkan mampu mencetak lulusan yang memiliki kompetensi dalam melakukan tugasnya, sekaligus mampu memberikan kontribusi terbaik bagi rumah sakit tempatnya bekerja.

Friday, January 15, 2010

Ikan Patin Bakar Bambu

Hujan lebat yang mengguyur sepanjang sekitar satu jam menyisakan kabut tebal yang mengarsir langit di atas Sentul Selatan. Suasana mendung, tanah basah, dan udara dingin mengepung kawasan di Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Dari meja saung rumah makan Karimata di tepi sungai Cikeas di Desa Pasir Maung, Cijayanti, Sentul Selatan, aroma ikan patin bakar dalam bambu meruap. Aromanya kian menusuk ketika satu sisi bilah bambu yang terbelah itu dibuka.

Saat itulah aroma bambu ikut pula meruap dari kepulan asap ikan patin yang masih panas. Pemilik rumah makan Karimata, Agung Eko Widodo, menyatakan bambu yang berfungsi layaknya tempayan itu sengaja dipilih yang beraroma. Untuk itu, Agung harus mendatangkannya dari Jampang, Sukabumi, dan Jasinga, Bogor--keduanya di Jawa Barat--yang bambunya terkenal beraroma wangi.

Ikan bakar Karimata terbuat dari ikan Patin dan bahan-bahan alami, banyak mengandung protein dan Omega 3. Walaupun kelihatannya ikan patin seperti banyak mengandung lemak, tetapi menurut para ahli, kandungan lemak ikan patin hanya 2%. Kandungan gizi ikan patin adalah protein 65%, lemak 2%, kalori 48% (Dinas Perindustrian dan Perdagangan, 2002). Ikan Patin merupakan sumber Omega 3 alami yang paling besar dibanding ikan darat lainnya yaitu EPA dan DHA. Zat ini berfungsi mencegah aterosklerosis dan secara nyata menurunkan kadar trigliserida dalam darah dan kolesterol dalam hati dan jantung. Disamping itu Omega 3 juga berfungsi mencegah penyakit kepikunan atau alzheimer. Memang sejauh ini belum ada penelitian atau ahli yang bisa memastikan penyebab utama penyakit kepikunan atau alzheimer. Namun, beberapa peneliti berkesimpulan, risiko terkena alzheimer bisa dikurangi jika di dalam tubuh terdapat Omega 3 dalam jumlah cukup. Omega 3 ini dipercaya bisa meningkatkan fungsi mental, memori, dan konsentrasi.

Waktu proses pembuatan ikan bakar Karimata minimal adalah 2 jam. Oleh karena itu bagi para tamu diharapkan menghubungi 2 jam sebelum kedatangan.

Bumbu ikan bakar dalam bambu Karimata diracik secara khusus, terdiri dari 21 jenis bumbu alami dan tidak ada satupun berasal dari produk impor.

Makanan lainnya yang disediakan di Rumah Makan Karimata kebanyakan adalah makanan asli Sunda, Sumatera dan Kalimantan (sehingga dinamakan Karimata). Semua minuman yang disediakan adalah minuman alami dan tidak satupun berasal dari produk impor atau lisensi impor.

Rumah makan Karimata adalah rumah makan berwawasan lingkungan dan sosial, sehingga terlihat asri. Dengan makan di rumah makan ini secara tidak langsung bapak/ibu ikut menyumbangkan sebagian rejeki kepada masyarakat disekitar rumah makan Karimata.